Menumbuhkan Growth Mindset di Sekolah

Berdasarkan Surat Perintah Tugas Nomor : 094/10378/431.201.5.2/2021 tentang kegiatan Growth Mindset di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Situbondo, SMP Negeri 5 Situbondo juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ini diikuti oleh kepala sekolah, guru, dan Korwil bidang pendidikan se-kabupaten Situbondo.

Sosialisasi Growth Mindset dilaksanakan dalam 2 tahap : Tahap 1  dilaksanakan hari Selasa, tanggal 23 November 2021 , pukul 08.00 WIB sampai selesai, melalui zoom meeting. Narasumber pada sesi ini adalah Prof. Ir. Djohan Yoga, M.Sc., MOT, Ph.D. , pakar Growth Mindset. Sedangkan tahap 2 dilaksanakan hari Sabtu, tanggal 27 November 2021 , pukul 07.00 sampai selesai, secara off line di Dinas Pendidikan Situbondo. Narasumber pada tahap 2 ada 4 narasumber, yaitu : Drs. Sucipto, M.Pd. ,  Ganefis Prihatanto, M.Md. , Drs. Muqosim, M.Pd. , dan Sumardiyanto.

Growth mindset adalah sebuah kekuatan pola pikir yang meyakini bahwa seseorang yang memiliki kemampuan diri (bakat, intelektual) dan juga kerja keras, serta mental attitude yang tidak mudah menyerah akan bisa mencapai keberhasilan dalam hidup. Memiliki growth mindset dapat mempermudah kita dalam menerima kegagalan. Kita bisa menyadari bahwa kegagalan bukanlah hasil yang mutlak. Hal ini karena dengan memiliki growth mindset, kita bisa menyadari bahwa yang bagian paling penting dalam melakukan sesuatu adalah prosesnya. Inilah sebabnya mengapa Growth Mindset perlu ditumbuhkan di sekolah.

Tidak sedikit kesaksian siswa atau anak-anak yang mungkin di awal proses belajar sangat sulit untuk diatur, sangat sulit untuk diarahkan, sulit sekali menghargai orang lain, dan selalu menimbulkan kejengkelan. Namun demikian apakah mungkin suatu saat siswa atau anak tersebut datang untuk memberikan kisah pengalaman bahwa dirinya mengalami titik balik dan menjadi berhasil dalam hidupnya? Kata berhasil disini bukan hanya hasilnya tetapi juga prosesnya. Sangat mungkin!

Tidak selamanya yang tidak bisa diatur akan liar terus, sebaliknya yang selalu menjuarai arena akademis di sekolah akan menjadi seorang yang berhasil terus, walaupun harapan kita akan selamanya berhasil.

Sebagai seorang pendidik memang tidak mudah melihat, merasakan apalagi mengalami hal-hal yang kurang seirama dengan harapan kita. Kita selalu ingin anak atau siswa kita menjadi seorang yang taat. Kita pasti ingin mereka sesuai dengan aturan kita. Kita pasti senang ketika mereka mendapat prestasi akademis. Kita juga pasti ingin mereka menjadi anak atau siswa yang tidak melakukan pemberontakan saat dalam proses didikan.

Ada beberapa cara yang harus diketahui oleh pendidik bagaimana membangun Growth Mindset siswa dalam belajar. Berikut penjelasannya:

1. Menyeimbangkan pikiran

Untuk membangun mindset yang positif, siswa terlebih dahulu harus mengenal siapa dirinya, apa kemampuan yang mereka miliki, dan apa tujuannya. Selain itu, ada baiknya siswa juga mengenal bagaimana cara berpikir mereka selama proses belajar sedang berlangsung. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, kinerja otak kanan dan otak kiri yang dimiliki siswa bisa berfungsi dengan baik.

2. Mengendalikan emosi

Siswa harus mampu mengendalikan emosi yang mereka punya, terutama pada pikiran negatif. Seperti yang kita ketahui bahwa emosi memiliki banyak jenisnya, seperti bahagia, sedih, tersentuh, dan bahkan marah. Emosi negatif cenderung dapat membuat keseimbangan otak dengan perasaan menjadi tidak sepadan, sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan ketika sedang belajar menurun.

3. Memiliki sikap percaya diri

Sangat penting untuk setiap siswa memulai proses belajarnya dengan rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini dikarenakan, sikap percaya diri tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, serta menjadi sumber kekuatan mereka ketika sedang merasa kesulitan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

4. Berteman dengan orang yang memiliki pemikiran positif

Lingkungan dan ruang lingkup pertemanan seseorang dapat memengaruhi cara berpikir individu tersebut. Apabila Anda ingin membentuk pola pikir yang positif, maka orang-orang yang terdapat di sekitar Anda harus memiliki cara berpikir yang sama.

5. Mengubah kebiasaan

Siswa memiliki jam belajar yang cenderung begitu fleksibel. Dengan waktu yang fleksibel dan tidak tentu tersebut, mereka menjadi malas dan kerap kali senang mengundur waktu belajar. Oleh karena itu, siswa bisa memulainya dengan membuat schedule untuk jam belajar atau membuat to do list harian mereka di setiap hari. Selain dapat membangun mindset yang positif, siswa akan menjadi lebih produktif.

6. Mau menerima kesalahan

Salah dan gagal adalah jalan hidup yang pasti akan dialami setiap orang. Oleh karena itu, siswa harus belajar untuk menerima kesalahan atau kegagalan dari yang mereka alami ketika sedang belajar. Itu bukanlah masalah besar. Hal ini dikarenakan siswa bisa belajar dari kesalahan sebelumnya.

7. Keluar dari zona nyaman

Seseorang kerap kali akan merasa jenuh dengan zona nyaman yang mereka punya, termasuk dalam gaya belajar. Oleh karena itu, untuk membuat mindset siswa agar tetap positif atau ingin membangunnya menjadi mindset yang positif, sebagai seorang guru Anda bisa mengenalkan beberapa gaya belajar asyik yang mana dapat diterapkan siswa di rumah.

Mengubah pola pikir menjadi lebih positif memang bukan perkara mudah. Kita membutuhkan banyak waktu untuk bisa memberikan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, pembelajaran mindset merupakan pembelajaran sepanjang hayat. Mari bapak/ibu guru jangan pernah lelah ubahlah lelahmu jadi lillah.

(Sumber:https://blog.kejarcita.id/7-cara-agar-siswa-mempunyai-mindset-positif-tentang-belajar)